Bantuan Pemkot Ringankan Beban Mahasiswa Universitas Gajayana Malang

 

Salah satu mahasiswi Prodi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Gajayana (UNIGA) Malang merasa senang mendapat bantuan dana dari Pemkot Malang. Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Rektor UNIGA Prof. Dr. Dyah Sawitri SE. MM, Selasa (4/8) siang kemarin di gedung rektorat bersama sepuluh mahasiswa lainnya sebagai perwakilan. Total yang mendapat bantuan dari Pemkot Malang sebanyak 104 mahasiswa.

“Senang sekali, setidaknya ini membantu meringankan beban orang tua untuk kebutuhan sehari-hari disini,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Yuanita Kristanto, mahasiswi semester III, Prodi Sistem Informasi ini mengaku kembali mendapat kejutan yang menggembirakan. Beberapa waktu lalu kampus UNIGA telah membagikan bantuan untuk meringankan biaya kuliahnya. Kali ini dengan difasilitasi UNIGA, ia juga mendapat bantuan dari Pemkot Malang.

“Ini buat tambahan biaya kuliah karena sekarang daring, jadi butuh kuota internet yang banyak,” ucap mahasiswi asal Papua ini.

Sementara itu, Rektor Uniga Prof. Dr. Dyah Sawitri SE. MM menyampaikan rasa syukur atas perhatian Pemkot Malang kepada mahasiswanya. Bantuan tersebut dinilainya sangat berarti terlebih di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Kami sampaikan terima kasih kepada Pemkot Malang atas kerjasama dan perhatiannya kepada mahasiswa kampus  swasta,” ungkapnya.

Bantuan tersebut diberikan kepada mahasiswa aktif, khususnya mereka yang berasal dari luar Kota Malang. Setiap mahasiswa mendapat bantuan Rp 200 ribu. Jumlah tersebut sudah cukup sebagai tanda kepedulian dan perhatian pemerintah kepada mahasiswa.

“Bagi kami ini sesuatu yang berharga. Bukan nilai uangnya tapi rasa kasih sayangnya,” kata dia.

Bantuan dari Pemkot Malang kali ini melalui Aptisi Wilayah IV untuk mahasiswa yang terdampak. Untuk mendapatkan bantuan tersebut, mahasiswa harus mengumpulkan beberapa syarat. Diantaranya KTP, KTM, surat pernyataan dari RT/RW daerah asal, pernyataan dari rektor dan mahasiswa sendiri.

“Surat dari RT/RW menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak pulang ke daerah asalnya. Sedangkan surat dari rektor menyatakan bahwa yang bersangkutan mahasiswa aktif,” paparnya.

Menurut Dyah, bantuan dari Pemkot Malang tersebut mempunyai nilai tambah. Mahasiswa luar kota yang tinggal di Kota Malang merasa diperhatikan di tengah kondisi sulit.

Sebelumnya pemerintah juga memberikan bantuan untuk ratusan mahasiswa UNIGA. Yakni bantuan untuk biaya Ujian Kenaikan Tingkat, masing-masing mahasiswa mendapat Rp 2,4 juta.

“Program ini juga sangat membantu mahasiswa. Ditambah lagi beasiswa penuh dalam program KIP untuk seratus mahasiswa baru UNIGA yang tidak mampu,” imbuhnya.

Dyah berharap masyarakat tidak kecil hati untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Sebagai salah satu kampus besar di Kota Malang, UNIGA selalu siap membantu bagi mereka yang kesulitan dalam bidang finansial. Sejauh ini UNIGA tetap bersinergi dengan pemerintah untuk selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat.

“Jangan sampai karena biaya lalu tidak melanjutkan pendidikan anak-anaknya. UNIGA sebagai mitra pemerintah mengajak masyarakat mendapat pendidikan yang layak hingga perguruan tinggi. Yang mau kuliah silangkan ke kami, nanti kami bantu dengan informasi yang telah tercantum di web kami,” terang Ketua Aptisi Wilayah IV ini.

Dyah menambahkan pemerintah selama ini selalu terbuka dan memberikan bantuan untuk pelaksanaan Program Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Khususnya untuk PTS baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sehingga di masa pandemi pun tugas  Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap berjalan dengan baik. (imm/adv/jon)


Archive

Hubungi Kami

Send